Masyarakat lingkungan Kabupaten Jember merupakan masyarakat pertanian dan perkebunan. Aktifitas pertanian dan perkebunan sering kali muncul menjadi sebuah budaya dalam masyarakat. Menurut Pembantu Rektor III Universitas Jember Prof. Dr. Ek. Moh. Saleh S.E., M.Sc komoditas perkebunan terutama perkebunan kopi merupakan komoditas penting di daerah Jember. "Komoditas perkebunan terutama perkebunan kopi merupakan salah satu komoditas penting rakyat Jember, sehingga sebagian besar masyarakat Jember sangat akrab dengan aktifitas perkebunan tersebut (kopi)" ungkapnya.
salah satu gerakan tari petik kopi |
Akrabnya masyarakat Jember dengan aktifitas perkebunan kopi, membuat Universitas Jember berkeinginan untuk memunculkan kesenian yang mencerminkan budaya tersebut. Bertolak dari pemikiran itulah kemudian diciptakan sebuah tarian yang bertajuk “Tari Petik Kopi.” Bersama dengan seniman tari kawakan Soeparmin Ras. UNEJ merancang gerak tari yang menggambarkan aktifitas masyarakat dalam memanen kopi hingga menjadi produk berkualitas.
Menurut pemilik padepokan “Seni Gunung Tambuh” ini gerakan-gerakan yang ada dalam “Tari Petik Kopi” menggambarkan aktifitas masyarakat dalam memetik kopi dan perpaduan dari seluruh unsur gerak tari Jawa Timuran. Hal itu menggambarkan keanekaragaman etnis yang ada dalam masyarakat Jember. “Selain aktifitas petik kopi gerakan tari ini juga diambilkan dari unsur tari Jawa Timur, ini untuk menggambarkan kemajemukan (keanekaragaman) etnis yang ada di wilayah Jember terutama etnis Madura, Jawa dan Blambangan” imbuhnya.
Menurut laki-laki yang sering manggung di beberapa negara kawasan Eropa khususnya negara Inggris dan Perancis, dalam gerakan “Tari Petik Kopi” menampilkan gerak tari yang lebih terbuka dan tidak takut dalam menatap orang banyak. Gerak ini menunjukkan sebuah karakter semangat kerakyatan. Semangat yang sangat kental dalam kehidupan masyarakat Jawa Timur terutama masyarakat wilayah Jember. “Gerakan dalam tarian ini menonjolkan semangat kerakyatan yang menjadi karakter masyarakat Jawa Timuran,” ungkapnya.
Tari Petik Kopi akan lounching di gedung Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) pada tanggal 8 November , dalam rangkaian acara diesnatalis Unej yang bertajuk “Festival Tegalboto” yang akan digelar sejak tanggal 2-9 November 2013. Tari yang dibawakan oleh sembilan penari ini akan menjadi suguhan yang istimewa dalam rangkaian acara Festival Tegalboto. Soeparmin berharap “Tari Petik Kopi” tidak hanya menjadi salah satu suguhan dalam Festifal Tegalboto, tapi juga bisa menjadi tari tradisional yang benar-benar mencerminkan karakter dan budaya masyarakat Jember yang mendunia.
Bagaimanakah nanti respon masyarakat Jember terhadap seni Tari Petik Kopi ??
Apakah nanti akan menjadi sebuah budaya baru di Jember atau hanya sebuah pertunjukan sesaat ??
0 komentar
Posting Komentar